Kring-kring, jam bekerku berbunyi. Menandakan bahwa jam sudah menunjukan pukul 05.00. Aku bergegas bangun dan menuju kamar mandi. Tapi karena mata ini masih ngantuk, aku tak melihat bahwa ada boneka dilantai. BRUKKK, aku terpeleset dan terjatuh. Kepalaku pun terbentur pintu kamar mandi. Kakakku membantuku untuk berdiri. Tapi, rasa sakit akibat benturan di kepalaku membuatku tak sanggup untuk berdiri, sehingga kakakku terpakasa memapahku menuju tempat tidur. Beberapa menit kemudian, rasa pusing dikepalaku sudah mulai menghilang. Aku memutuskan untuk mandi karena jam sudah menujukan pukul 06.20, dan aku harus bergegas berangkat ke sekolah
****
Sesampainya disekolah aku di sapa oleh prsicil, aku pun duduk di sebelahnya. “sudah mengerjakan tugas IPS?” tanya priscil. “sudah!” jawabku. “kamu sendiri sudah atau belum?” tanyaku kembali. “ya, aku juga sudah!”
Bel berbunyi tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai. Selang beberapa menit setelah bel berbunyi, aku melihat sosok yang tak asing lagi bagiku berada di depan kelas. Dia adalah velik, orang yang selama ini aku suka. Tapi apa yang dia lakukan disana? batinku berkata. Tapi sudahlah, buat apa aku memikirkan hal seperti itu! Timpalku lagi sembari mencoba untuk focus ke pelajaran. Namun, aku mendengar sahara memanggilku, aku langsung menoleh kearah sahara. “velik dan tiara lagi ngomong diluar” ucapnya dengan nada meyakinkan. Jggerrr, jantungku berdetak dengan kencang mendengar ucapanya. “jangan jealous ya!’ timpal priscil. Membuat jantungku semakin mau copot. Aku mencoba mengalihkan perhatian dengan mencoba kembali focus ke pelajaran. Namun, pikiranku jauh melayang kemana-mana.
1 jam pelajaran berlalu, waktu istirahat pun tiba. Sahara dan priscil mengajakku untuk jajan di kantin. Aku menerima ajakan mereka dan berjalan mengikutinya. Tapi ketika di pintu aku bertemu tiara dan dia memanggilku. “stella!” panggilnya. “Iya, kenapa ra?” jawabku. “nanati setelah istirahat aku ingin bicara dengan kamu!” ucapnya. “kenapa gak sekarang saja?” timpalku “nanti saja, setelah istirahat.” Ucapnya. “baiklah”jawabku.
****
Istirahat telah selesai, namun tiara belum saja bicara kepadaku. Pikiran ku pun menjadi tidak tenang. “stell!” ucap priscil membuyarkan lamunanku “melamun saja dari tadi! Pindah kelas nih” timpalnya lagi “o iya yah, aku lupa” jawabku. Kami pun bergegas menuju ruang BTA. Sesampai disana sahara mengajakku duduk diluar. Aku menerima ajakan sahara dan langsung menarik priscil. Ketika duduk, aku melihat tiara dan aulia sedang berjalan. Aku langsung memanggilnya. “tiara!” panggilku “ya.” Jawabnya. “tadi kamu mau bicara apa ya?” tanyaku “oh,begini! Tadi velik bilang ke aku kamu jangan sms velik lagi! Dia merasa terganggu karna kamu sms.” ucapnya. “tapi aku gak ada sms velik!” bantahku. “kalau bukan kamu siapa yang sms velik?” tanya tiara penuh selidik. “emm, feny.” Jawabku singkat. “bilangin ke feny jangan sms velik lagi, kalo suka dengan raffa bilang aja langsung ke orangnya. Jangan neror velik gitu!” ucap tiara. “iya!” jawabku.
Tiara pun berlalu meninggalkan ku yang masih terdiam di tempat. Priscil dan sahara mencoba menenangkanku. Namun, aku tak menghiraukan mereka. Sahara menyarankan agar aku menemui feny. Aku langsung menerima ajakan sahara.
****
Feny sudah berada di tempat yang kami janjikan. Disitu juga ada amel dan metta. Sahara langsung menceritakan semuanya kepada feny, amel, dan metta. Selesai sahara menceritakan semuanya, metta mengakui bahwa dirinya lah yang sebenarnya menghubungi velik. Namun, metta sebenarnya tidak berniat meneroror velik. Metta hanya ingin meminta nonor handphonenya raffa secara baik-baik untuk feny. Tetapi velik merespon permintaan metta secara kasar. Sehingga membuat kesalah pahaman ini ada.
Kami mencoba mencari jalan keluar agar velik dan raffa tidak salah paham. Setelah cukup lama berpikir, aku akhirnya menemukan jalan keluarnya. Aku merencanakan ingin meminta maaf kepada velik dan raffa. Mereka akhirnya setuju dengan ideku. Karena masalah sudah menemukan titik terang, sahara dan priscil mengajakku kembali kekelas. Aku langsung mengikuti mereka.
Sesampainya di kelas, aku langsung menghubungi velik untuk meminta maaf, tapi nomor handphone velik tidak bisa di hubungi. Terpaksa aku tidak jadi menghubungi velik. Aku langsung menceritakan kepada feny cs dan mereka menyuruh ku agar kembali berkumpul untuk mencari solusi lain.
Aku, priscil dan sahara langsung menuju tangga tempat kami akan berkumpul. Disana ternyata sudah ada feny, metta, amel, virly, dan bella. Diskusi pun dimulai. Ketika kami sedang panik karena belum juga mendapatkan solusinya. Tiba-tiba munculah pepatah dari sahara. pepatah itu adalah “labrak lah sebelum kalian di labrak” yang membuat kami semua menjadi tertawa karena pepatah yang aneh itu.
Bel berbunyi, metta menyuruh kami agar membiarkan nya menyelesaikan masalah itu sendiri. Karena metta lah yang memulai masalah maka dia akan bertanggung jawab atas semuanya itu.
****
Masalah belum selesai juga, malah sekaran makin rumit. Karena ada 2 gosip yang beredar dalam waktu yang sama. Gossip yang pertama beredar di Raffa cs yaitu tentang sahara menyukai raffa. Sedangakan gossip yang kedua beredar di Marcell cs yaitu tentang amel menyukai raffa. Gossip itu membuat feny menjadi jealous dengan sahara. Aku mencari ide agar feny tidak jealous lagi dengan sahara. Akhirnya muncullah ide agar sahara menjelaskan semuanya secara baik-baik dengan feny bahwa sahara tidak mungkin menyukai raffa.
Sahara menemui metta dan menjelaskan semuanya kepada metta, Karena metta sangat akrab dengan feny. Masalah fenny sudah selesai, namun masalah dengan velik dan raffa masih belum selesai.
****
Setelah aku, priscil dan sahara selesai makan di kantin, kami melewati belakang sekolah. Ternyata di situ ada metta. “hai mett!” tegur sahara “mengapa kalian di sini? Cepat lari sebelum velik datang! Nanti kalian malah keseret ke dalam masalah ini!” ucap metta. Ketika aku menoleh kebelakang, ternyata velik sudah menuju kea rah kami. Aku langsung ditarik oleh sahara, diikuti oleh priscil yang masih kebingungan kenapa aku dan sahara berlari. Ketika sudah di tempat yang aman, sahara menceritakan semuanya kepada priscil. Priscil akhirnya mengerti.
Tiba-tiba muncul ide iseng dari sahara agar kami semua mengintip dari dalam kelas. “lari!’ tegas sahara setelah member tau kami ide isengnya itu. kami berlari menuju kelas dengan tergesa-gesa. Sesampai dikelas kami berniat mengintip dari jendela.tetapi, ternyata velik tepat berada di depan jendela tempat kami mengintip. Reflex, kami semua menunduk. Tapi suara ribut dari aya, geby dan nina ,yang meneriakkan “ciee stella, ada velik” membuat ku langsung berdiri. Untuk menjelaskan kepada mereka agar tidak ribut dan kami bisa mengintip kembali. Setelah aya, geby, dan nina mengerti dan diam, aku kembali mencoba menintip velik dan metta. Tetapi ternyata mereka sudah menghilang.
Karena aku, priscil, dan sahara bosan berada di kelas, kami berniat ke perpus. Tapi ternyata di tangga ada velik, raffa, dan teman-temanya. Aku jadi tidak ikut ke perpus mengingat aku masih ada masalah dengan velik dan raffa. Setelah velik, raffa dan teman-temanya pergi, aku mengajak mira untuk menyusul priscil dan sahara ke perpus. Sesampainya aku dan mira di perpus, handphoneku berbunyi. Ternyata yang menghubunggi ku adalah metta. Metta berpesan agar aku tidak pergi dari perpus. Karena velik akan segera menemuiku untuk meminta maaf.Beberapa menit kemudian velik datang menemuiku untuk meminta maaf, aku langsung memaafkannya.